Gambar Mewarnai Tentara
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Tentara. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Asal Usul Mie: Hidangan Panjang Umur dari Negeri Tiongkok - Dongeng
Pada zaman dahulu kala, di tengah megahnya Negeri Tiongkok, hiduplah seorang raja yang tidak hanya tampan dan berkumis lentik, tapi juga sangat peduli pada rakyatnya. Sayangnya, negeri itu sedang dilanda musibah: wabah penyakit menyerang dan membuat orang-orang kehilangan nafsu makan. Bahkan bau semangkuk nasi putih saja bisa bikin mereka mual seperti melihat mantan. Rakyat makin hari makin kurus, lemah, dan pucat seperti kain yang sering dicuci tapi nggak pernah dijemur. Saking lemahnya, ada yang niup seruling aja langsung masuk angin. Sang Raja pun gelisah. Ia duduk di singgasananya sambil mengelus perut yang kenyang... karena ya, sebagai raja, beliau tetap makan enak. Tapi hatinya tetap gundah gulana. “Kalau begini terus, siapa yang bakal tepuk tangan pas ulang tahunku nanti?” pikirnya. Lalu, terbitlah sebuah ide cemerlang: "Akan kuadakan sayembara! Siapa pun yang bisa menciptakan makanan yang membuat rakyat sehat, kuat, dan panjang umur... akan kuangkat jadi Koki Istana Sejati!" Maka berdatanganlah para ahli masak dari seluruh penjuru Tiongkok—dari gunung, lembah, sampai kampung sebelah yang sinyalnya susah. Ada yang membawa sup rumput laut, ada yang mengusulkan jus akar ginseng lima warna, bahkan ada yang datang dengan konsep diet air mata (menyedihkan dan tak mengenyangkan). Namun, tak satu pun berhasil memikat hati rakyat. Hingga...
Baca Dongeng...Tiga Orang Buta dan Gajah - Cerita Anak
Suatu hari, ada tiga orang buta yang sangat penasaran tentang gajah. Mereka sudah mendengar banyak cerita tentang binatang besar ini, tetapi karena mereka tidak bisa melihat, mereka hanya bisa membayangkan bentuknya dari apa yang mereka dengar. Mereka memutuskan untuk pergi ke kebun binatang untuk memegang langsung seperti apa gajah itu. Pemandu kebun binatang yang baik hati menemui mereka dan mengajak mereka menuju kandang gajah. Setelah mereka tiba, sang pemandu dengan sabar berkata, “Hari ini kalian beruntung, karena bisa memegang langsung gajah. Ini adalah kesempatan yang luar biasa.” Salah satu dari mereka, si orang pertama, adalah orang yang paling bersemangat. Ia mendekat dengan cepat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian depan gajah!” Lalu, dengan hati-hati, ia meraba belalai gajah yang panjang dan lentur itu. Belalai itu terasa besar dan kuat, seolah bisa menggenggam apa saja. Orang kedua, yang sedikit lebih tenang, mendekat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian tengah gajah. Pasti kakinya besar dan kuat.” Ia meraba salah satu kaki gajah yang besar dan tebal. Kaki itu terasa kokoh seperti batang pohon besar yang tertancap di tanah. Orang ketiga, yang lebih berhati-hati, memilih untuk meraba bagian ekor gajah. “Saya ingin memegang bagian belakang gajah,” katanya sambil mengusap ekor gajah yang panjang...
Baca Dongeng...Gajah yang Tak Pernah Didengar - Dongeng Anak
Di tengah hutan yang luas, hiduplah seekor gajah bernama Gani. Ia besar, kuat, dan memiliki suara lantang. Namun ada satu masalah: tidak ada yang mau mendengarkannya. Ketika ia berbicara di pertemuan hutan, Burung Beo langsung memotong pembicaraannya. Ketika ia ingin memberi saran, Monyet langsung tertawa dan berkata, "Gajah itu lambat, pasti pemikirannya juga lambat!" Bahkan Rubah, yang terkenal licik, sering berkata, "Kenapa harus dengar Gani? Dia cuma bisa menyemburkan air dan menginjak tanah!" Lama-lama, Gani lelah mencoba. Ia pun berpikir, "Mungkin aku harus berhenti berbicara. Percuma saja, tidak ada yang mau mendengar." Bencana Datang ke Hutan Suatu hari, Gani mencium bau aneh di udara. Ia mengendus lagi… lalu melihat ke kejauhan. "Asap!" pikirnya panik. Ia segera berlari ke tengah hutan dan berteriak, "Ada kebakaran! Kita harus pergi dari sini!" Namun seperti biasa… tak ada yang mendengarkan. Burung Beo malah menirukan suaranya, “Ada kebakaran! Ada kebakaran!” lalu tertawa. Monyet bergelantungan santai, "Ah, Gani pasti hanya berlebihan seperti biasa." Rubah mengibas ekornya, "Gajah memang suka cari perhatian." Gani frustrasi. Tapi ia tahu ini bukan saatnya menyerah. Tindakan Lebih Kuat dari Kata-Kata Tanpa menunggu mereka sadar, Gani menggunakan belalainya untuk menyemprotkan air ke api yang mulai menjalar. Ia menginjak tanah keras-keras untuk...
Baca Dongeng...